Kamis, 14 Juni 2012
Malaikatibu
Pergantian tanggal
Di menit ke 23
Aroma rokok dijemari
Mengusap kening Malaikatabstrak
Nafas hangat
Mencium
Dengan lembut
Air mata tidak dapat dibendung
Meng-eratkan pelukan tanpa jarak
Terbayang Malaikatabstrak
Pada masa lalu
Dipelukan Malaikatibu
Hadiah kecil dari tuhan kepada Malaikatabstrak
Malaikatpelindung punya pegangan
Meminta Malaikatabstrak melantunkan nyanyian untuk Nya
Tersadar Malaikatabstrak belum merangkai mahkota untuk Malaikatibu
Tiga Malaikat bertambah dari 23 Malaikatabstrak
Seribu malaikat turun menemui Malaikatabstrak
Mendo'akan
Dengan kebahagiaan
Terlahir sebagai Malaikatabstrak
-tertandamalaikatyangmengakar-
Ibu, maafkan aku terjatuh.
Ibu, terimakasih kau telah ada didalam Hidupku.
Ibu, aku ingin mewujudkan keinginanmu sebagai hadiah untukmu.
untuk ibu yang telah melahirkanku
NUR dan ayah yang menyayangiku SAWA
www.kompasiana.com/MalaikatAbstrak
Izinkan Aku Membuka Hatimu
Aku hanya seorang wanita biasa
Aku sebagian kecil nyawa diantara kehidupan nyata di Dunia Aku tahu Kau resah Betapa Kau ingin lari dari posisimu Tapi celakanya kau terbangun pada tubuh yang sama Mungkin Jika kita sedarah Dan aku melihatmu keluar dari perut Ibu Betapa inginnya Aku menjadi kakakmu Walau harapku Dapat memelukmu disaat Kau rapuh Mengusap air mata saat Kau menangis Dan menemanimu saat Kau tersenyum Namun tidak dengan keadaan yang sebenarnya Aku hanya datang dari ikatan saudara kandung laki-lakimu Adikku apa Kau tahu Luka jiwa lebih dalam dari pada luka sayatan di tangan Adikku Betapa sayang waktu terbuang Apa Kau tahu adikku Bahwa semua yang kau rasakan saat ini tidak akan berlaku
2 atau 3 tahun kedepan
Mencoba membayangkan Apa yang terjadi padamu 2 atau 3 tahun ke depan Menurutku tidak ada yang tahu selain Tuhan Izinkan Aku membuka hatimu Hati dimana Kau hilang arah Hati dimana Kau tidak dapat berkata selain kata 'Berhenti' Adikku Aku menulis kata-kata ini bukan untuk mencari perhatianmu Kau mau tahu Karena Kau ADIKKU
-tertandamalaikatyangmengakar-
selengkapnya:
www.kompasiana.com/MalaikatAbstrak
Minggu, 10 Juni 2012
BUNGA PUTIH
Aku melangkah dalam kesendirian
Menapaki sisa-sisa waktu yang kian terbuang
Membayangkan
Aku tidak terbangun pada
Tubuh yang sama
Mustahil
Aku tetap terbangun pada
Tubuh yang sama
Sehingga bertemu denganku
Kau menjadi perantaran Nya
Keadaan yang membawa langkahku menuju ke hadapanmu
Air mata tak hentinya mengalir
Dalam ketidakmampuanku saat ini
Angin membawa bunga putih terjatuh
Ditelapak hangat air mata
Bunga Putih
Menjadi saksi senyuman
Aku berjalan menemuimu
Bunga Putih
Sebagai lambang dari tanda aku menghormatimu
Dan selamanya begitu
Hingga tutup waktu
Teruntuk dosen yang saya hormati
Dr. Acep Iwan Saidi M. Hum dan Ibu Dra.Tetty Sekaryati Msn.
5 Juni 2012
Langganan:
Komentar (Atom)